Rabu, 06 Oktober 2010

Samudra Ma'rifat


Perjumpaan kehadiratul Qudsi dengan belaian kelembutan kasih sayang dan keridhoan Ilahi,bisa terjadi karena semata-mata karunia dan anugrah-Nya.Tiada kenikmatan yang terbesar selain ketika seorang hamba bisa berlabuh dalam sebuah perjumpaan kehadhirat ALLAH AZZA WAJALLA,diatas hamparan permadani kedamaian yang penuh Syahdu dalam suasana lautan cahaya ma'rifat,tenggelam kedalam samudra hakikat,berasyik masyuk,bercengkerama dengan KEKASIH SEJATI ALLAH ROBBUL IZZATI.

Tenggelam dalam penghayatan Amal Ibadah adalah suatu ke-Asyikan dan itu adalah ke-MABUK-an….Tenggelam dalam penghayatan akan lantunan Wirid dan Zikir juga adalah suatu ke-Asyikan dan itu pun adalah ke-MABUK-an….Tenggelam dalam Musyahadah akan Allah dalam Ma’rifatullah itu juga suatu ke-Asyikan dan itu pun adalah ke-MABUK-an….Asyik dan hanyut dalam ke-AKU-an yg tiada yg lain selain AKU, itu pun adalah ke-MABUK-an. Dll….dll….dll…..dll….dll….Apa saja yg membawa kepada ke-Asyikan dalam perjalanan menuju kepada Allah dengan hal apapun itu adalah suatu ke-MABUK-an.Dan intinya ke-MABUK-an itu semua…….di dalam perjalalan menuju AL-HAQ (ALLAH SWT) baik dengan Amal Ibadah, lantunan wirid dan zikir, Musyahadah, dll…dll…dll……kesemuanya itu SADAR maupun tiada di-SADAR-i, TAHU atau tiada dike-TAHU-i bahwa : “IA(HAMBA)sedang ASYIK di dalam ke-MABUK-an CINTA kepada TUHANNYA”. Ya…….MABUK CINTA kepada AL-HAQ dan UNIKnya ke-MABUK-an CINTA itu sangat Lembut sekali menghampiri dirinya sehingga tanpa di sadari Ia MABUK itu seolah2 di sebabkan dengan sebab2 yg lain padahal tiada sebab yg lain selain CINTA kepada AL-HAQ, Ya…..CINTA kepada AL-HAQ……AL-HAQ….HAQ…HAQ…..HAQ……Bahkan Azazil pun tanpa di-SADAR-i nya ia itu sangat CINTA kepada Tuhannya sehingga membuat ia CEMBURU BUTA ketika Tuhan melebihkan kedudukan Adam beserta Anak keturunannya di bandingkan dengan dirinya sendiri yang kemudian ber-EFEK Benci dan DENDAM kepada Adam dan Keturunannya. Semua itu di karenakan Azazil telah di serang ke-MABUK-an CINTA kepada Tuhannya dalam Versi “CINTA yang BUTA”, bukan CINTA yang TULUS dan MURNI.pada Saat ke-MABUK-an di dalam CINTA yang TULUS dan MURNI maka Allah sendirilah yng memuji diri-NYA pada lisan Hamba-NYA. Dan ketika itu pula maka leburlah ke-EGO-an diri kedalam Sifat-NYA yang Ar-Rahman Ar-Rahiiim. Maka jika benar sudah demikian kenyataannya PASTI Ia akan menjadi Rahmat bagi sekelilingnya sebagai Cermin dari pada Sifat JALAL, JAMAL, QOHAR dan KAMAL- Nya Allah Swt dan ke-AKU-an menjadi Sirr/Rahasia dalam Diam-NYA sehingga tidak muncul kepermukaan Zahir yang membawa Fitnah bagi sekelilingnya.